Selasa, 29 November 2011

Garis Batas------



“ran, gmn kabarnya?” sore itu di bawah lampu taman di pantai Logending..gak sengaja bertemu dengan dia. Dia blm berubah banyak. Hanya penampilannya lmyn rapi, dr terakhir kali ku lihat.
“baik, gmn ma anakmu?udh umur berapa?pasti skrg jd betah dirumh..” kataku miris..
“iya, dia udh hampir 1 tahun..lg belajar jalan.lg lucu2nya, kpn2 main ke rumah. Asih juga kangen ma kamu. Sering di tanyain ma ibu kok g pernah main lagi”, katanya sambil tersenyum. Kita terdiam lagi.
“kapan kamu menikah?kau pasti akan punya anak yg g kalah cantik ma kamu.. bisa juga anak2 kita jodohin.. “ katanya sambil tertawa..
“Hahaha, aku bercanda.. kau pasti g bakalan mau. Gmn kabar sulis?, sepertinya kalian berpacaran dh lama.. km blm kepikiran nikah ran?”dia kembali bertanya, dan aku hanya tersenyum..
“jangan terlalu memburu kerja dan kuliah.. menikah pun kamu masih bisa kuliah kok.. atau biar aku tebak.. kamu masih blm benar2 melupakan aku?”katanya sambil tertawa..
Dan aku juga hanya tertawa.. “sok tau” desisku
“ ya, aku tau kamu pasti akan tertawa,” persis setelah tawa itu, kami kembali terdiam..
“ maaf kan aku ran, pasti sangat sakit waktu itu.. dan yang membuat sakit itu adalah aku. Kalau itu org lain pasti orang itu sudah hancur tercabik2 olehku, sayang orang itu aku..... maafkan aku” dia berkata seolah2 tau segalanya tentang hatiku. Cih apa yg kau tau tentang hatiku?
“sudah 6 tahun berlalu.. lupakan aku dan langkahkan kakimu. kamu sudah terlalu lama terbenam. maafkan aku membuatmu seperti ini, aku juga blm bisa melupakanmu. tp aku realistis, kau punya hidup sendiri dan aku juga. seperti langit dan laut itu.. mereka punya hidup masing2.. wlpn seperti satu tp sebenarnya sangat terpisah jauh” dia melihat mataku.. tp tak terlihat sedikitpun cinta untuknya di hatiku.. sambil menghembuskan nafas dia berdiri.
 “aku plg dulu ya ran, sng bisa ketemu di sini. Kau mantan terindah. Maaf dan makasih buat semuanya.. bye..” dia pergi ..seperti saat dia terakhir kali mengucapkan selamat tinggal. Sekarang pun dia pergi tanpa menoleh lagi. Dan sakit itu masih terasa..
Aku kembali terpaku menatap laut dan langit yg seolah2 menyatu di satu garis itu. Seperti kita dulu.. terlihat seperti satu padahal jarak yg berjuta2 memisahkan kita. Dwi Yulianto, pacar pertama yg telah membuat luka dalam, bahkan belm smbuh sampai sekrg. Apa yg kau lakukan juga aku tidak mengerti.. tp terima kash untuk menguak luka lama ini.. sudh lumyn sembuh dan tertutup cinta yg lain. Tp sakit itu masih terasa.
“wedding dress.. oh dress........” suara lembut tae yang melantun dari Palmone-ku..
“sayang,kau sudah pulang?”sebuah suara membuyarkan lamunanku..
“blm, masih di pantai.. sebentar lagi matahari terbenam, km sudh mandi?” tanyaku, pertanyaan konyol. Tentu saja sudah..
“sayang, Are u Ok?, “ terdengar dr suaranya dia sedikit khawatir..
“I’m Ok dear.. dh mau pulang, kasian nanti si putih ngadat, gak ada kamu yg bisa dorong..”kataku.. tawa terdengar di sana, setelah mendengar balasan ku tutup telpku dan kembali memandang langit. Debur ombak di kakiku semakin meninggi.. mulai terasa dingin. Dan sepertinya waktu untukku kembali ke Alam nyata. Dia bukan miliku lagi dan aku tidak pernah menyesal..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar